Di tengah-tengah simprug... (Warung Bude Yani)

Jumat, 28 Desember 2012

Setiap aku berdiri di ujung warung itu, saat itu pula mata ku memanas, menahan tangis, menahan kerinduan akan ayam bakar buatan ibu yang sangat istimewa,Istimewa karena ayam bakar kecap adalah menu unggulan di WARUNG BUDE YANI...warung sangat sederhana di kawasan Simprug. Warung yang menjadi tonggak utk mewujudkan cita-cita dan mimpi 3 anak yang ingin menggapai pendidikan tertinggi yang bisa di raih...Mimpi seorang buruh bangunan yang ingin anak2 mereka tidak bernasib spt mereka menjadi pekerja kasar di kota metropolitan ini.Warung yang  menjadi training centre agar anak2 mereka menjadi tangguh dan kuat dalam mengarungi hidup ini....belajar utk selalu bersyukur dan bersabar...
Warung Bude Yani  sekarang sudah tidak ada lagi krn ibu sang Koki Utama sudah tidak kuat lagi menjalankan warung itu krn sakit diabetes. Selama hidupnya ia hidup utk orang lain, sebelum menikah ia abdikan dirinya utk ibu dan adik2nya. Setelah menikah ia abdikan jiwa raga nya utk suami dan anak2 nya....untuk ku!! Betapa keras kepalanya aku (ngeyel) ingin kursus bhs inggris dan komputer, ingin melanjutkan kuliah meskipun aku tahu scr logika orang tua ku tdk akan sanggup membiayai kuliahku dan kedua adikku...
Tapi Ibu dan Bapak dengan tidak pahaman mereka ttg itung2an matematis pemasukan dan pengeluaran setuju2 saja dgn keinginan ku itu..."yang penting kamu sekolah yang bener aja, soal biaya Bapak dan Ibu yang cari in, diutang2in!!" Dengan keahlian memasak yang dimiliki ibu, Warung Bude yani berdiri, tanpa perhitungan bisnis. Bismillah demi biaya sekolah anak2. Ya demi biaya sekolah ketiga anak2nya warung itu eksis. Bangun jam 3 pagi tidur jam 11 malam. Aku yakin dia sangat lelah tp dia tak hiraukan itu, demi ongkos2 dan bayaran kuliah kami....dan kini ibu hanya punya sisa2 tenaga krn diabetes. Tertatih2 dia berusaha memasak makanan favorit cucu2nya... karena tidak ada makanan yang enak... seenak masakan ibu!!
Berlinang air mata aku menulis ini...ketika aku merasa lelah, aku teringat ibu..lelahku hanyalah seujung kuku dibanding kelelahan ibu sepanjang hidupnya...tidak ada apa2nya... Menjadi seorang ibu aku belajar dari ibu... keikhlasannya, perjuangannya, kesabarannya semua tak tergantikan oleh apapun juga.....Bahkan dia tidak begitu peduli dengan jerih payahnya. "Alhamdulillah kamu dah punya rumah Win, kerja juga ga susah2 nguli spt ibu dulu, krn kamu skrng pny ijazah ga spt ibu dan bapak modal dengkul doang..."  Katanya suatu hari tapi dia tidak pernah mau tinggal di rumahku. Dia lebih nyaman tinggal di simprug bersama Bapak. Susah senang harus sama2.  Apalagi Bapak mana mau tinggal ikut anak..."Saya sudah pny rumah sendiri! katanya. "Kalau Bisa Bapak bantu anak, ga mau merepotkan anak2, Orang tua lihat kalian semua seneng dan rukun2 semua sudah cukup, sudah merasakan surga dunia" Betapa sederhananya keinginan Ibu dan Bapak. Membuatku semakin teriris2 kalo mendengar mereka sakit.
Semoga aku bisa menjadi orang tua spt Ibu dan Bapak... sangat tulus dan  ikhlas....tidak mengharapkan apa2 hanya semata2 mengharapkan kebahagiaan anak2nya...dan selalu berjuang berusaha memberikan yang terbaik dalam keterbatasan mereka....
Bapak ma ibu mu ini ga sekolah SD aja ga tamat, Alhamdulillah bisa didik anak2 dan jd spt kamu2 ini, Nah skrng kamu dah sekolah tinggi jadi Sarjana semua, harus bisa mendidik anak2 lebih baik lagi!!! Ini tantangan terberat dari Bapak untukku. Pernah suatu hari ketika dia lihat aku membacakan buku cerita utk mirza dia bilang "Kamu sekolah tinggi dongengin anak aja pake baca buku, dulu Bapak dongengin kamu "bejo dan paimin" ga pake buku cuma ngarang doang" Aku jadi teringat salah satu kenangan indah bersama Bapak ketika kami dengerin dongeng "Bejo dan Paimin" Cerita imajinasi Bapak yang memberikan pembelajaran ttg hidup,ttg cita2,motivasi,semangat. Ahh....Pak untuk bisa dongeng spt  Bapak harus sekolah lebih tinggi lagi di Universitas Kehidupan!!!

“Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”  Amin...Amin...YRA

by: Winyarti Lestari (Jumat, 18 Mei 2012)

0 komentar:

Posting Komentar